Khataman dan Imtihan

Khataman dan Imtihan

Rabu, 27 Maret 2013

ISLAM MASA KINI (Diantara Tradisi Dan Globalisasi)




MUKADIMAH
Definisi islam yangtotalistik adalah definisi modern, lahir dari sisi gelap modernitas yang telah membesarkan ideology-ideologi totalistic. Maupun pemahaman totalistic itu menyeruakan semangat, gemuruh dan spirit pergerakan, tetapi ia tidak mempunyai akar dalam sjarah islam, secara histories keseluruhan rentang tradisi intelektual, filsafat, fiqih, kalam, tasawuf, thariqat, seni dan budaya islam adalah menomenn majemuki hasil pengaruh berbagai kebudayaan, seperi : sungai besar yang dialiri oleh banyak anak sungai. Bagaimanakah kemajemukan tradisi-tradisi itu itu lalu raib sejengkal demi sejengkal mengarus menjdi seragam dan tunggal?

Karena alasan-alasan metodologis dan epistimologis yang akan menjdi jelas dalam uraian nanti, maka kita akan memulai dengan mendefinisikan konteks baru yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan globalisasi, dan kemudian memecahkan persoalan-persoalan teang islam masa kini dsan tradisi islam



A.    APA YANG DIMAKDUS DENGAN GLOBALISASI

Globalisasi dapat dimaknai sebagai global village. Artinya dunia yang mendesa (Mc. Luhan) kehidupan sedunia menjadi kecil seperti satu desa atau desa dunia (quryatul kurawiyah). Artinya satu desa bias menjumpa orang hamper seluruh dunia. Kenichi ohmae menyebut abad ini sebagai the bordeless world sebuah dunia tanpa batas.

Tofler menyatakan bahwa teknologi melahirkan teknosfer (lingkungan teknologi yang khas) lalu teknologi informasi sebagai bagian dari teknosfer akan mewarnai infosfer (budaya pertukarn informasi), lalu infosfer aka meengubah sosiosfer (norma-norma social), kemudian sosiosfer akan mengubah psiksfer. Pengaruh teknologi khususnya teknologi informasi terhadap globalisasi telah terbukti. Sector-sektornya masyarakat social, ekonomi, politik, dan pendidikan, hokum dll.

Pada hakikatnya , globalisasi sudah dimulai 15 abad yang lalu. Gema ahyu ilahi pada kerangka normative globalisasi. Di sini saya seut sebagai globalisasi iid satu, kerangka normative ini secara eksplisit tertulis pada firman Allah SWT (QS. Al Hujurot : 13) ayat tersebut dengan gambling menunjuk pada eksistensi bangsa-bangsa, etnis dan sebagainya.

Terminology globalisasi yang qur’nik humanistic ini dapat berjalan sendirian, namun dibarengi dengan software  yang memadai, mewujudkan seperangkat teks yang visible, dengan human ware yang sangat kredibel. Beliau adalah Nabi Muhammad SAW, beliau merupakan figure identifikasi ideal bagi kemanusian terutama era global. Visibelitas perangkat ini dapat dibuktikan, sebuah pembuktian yang transparn dan spontans, yaitu Qur’an, hadits dan kesaksian ahli sejarh.

Globalisasi jilid satu penuh dorongan ilmu, iman dan amal. Akan tetapi belum massif dan populif. Karena pendidikan sains di bidag kauniyh lamiyah masih diktegorikan fardlu kifayah akan dengan kata lan ubudiyah ‘manh dinomerdukn dari pda ubudiyah madhnah fardlu ‘ain dipilih dengan fardlu kifayh yang terkadang menghasilkan tnziq al syakhsiyah (split personality)

Jadi krakteristik globalisasi jilid satu adalah : pertama; orientasi  religius, kedu; dikuasai kaum islam dan kaum muslimin, ketiga; dominasi budaya teks, keempat; lahirnya sains dan teknologi yang elitis, kelima; lahirnya generasi split personality, keenam; terjadinya perang kibat tafsir fiktu teoritis, ketujuh; melemahny keseimbangan dalam kehidupan umat islam.

Globalisasi jilid dua ditandai pembelokan ke arah dari globalisasi jilid satu. Secara umum yang menguasai lima abad terakhir adalh orang barat. Mereka telah terbiasa memasang keykinan yang membelah hati mereka sains ya sains, agama ya agama. Tokoh yang merek anut, contohny tertulian. Dia pernah mengajukn statemen yang hingga kini tetap dianut. Sebuah statemen yang sangat terkenal : Creduque absurdum est kepercayaan semacam ini yang menjadikan orang barat sangat liberal.

Globalisasi jilid dua ini ditandai: pertama; penemuan teknologi canggih, edua; dominasi barat atas timur, ketiga; penjajahan dan pengalihan kekayaan alam, keempat; pengelompokan Negara kaya  dan miskin, kelima; etrkurasnya sumber daya alam Negara berkembang atau negara miskin, keenam; ketertinggalan pendidikan Negara selatan, ketujuh; kelahirn komunisme awal abad 20 dan runtuhnya tembok berlin dan tembok timur1991.

Cirri lain dari globalisasi jilid dua adalah berkembangnya ekonomi field ecompassing ekonomi merambah kesemua sector dan lini. Setiap gerak mempunyi nilai ekonomi. Persaingan demikin ketat sehingga masing-masing menjadi predator bagi yang lain. Strategi keunggulan menjdi kebutuhn setiap lembaga dan organisasi maupun pribdi, keunggulan kompetitif ditandangi dengan unggul mutu, unggul keemsan, unggul pelyanan, ungggul teknologi dan promosi. Harus juga digunakan strategi unggul komparatif, yang mana keunggulan ini ditandai dengan standar internasional, kuota dan lain-lain.



B.     APAKAH ISLAM MASA KINI KEBAL TERHDAP GLOBALISASI

Jika moderitas adalah proyek yang tidak lengkap yang mengandung suatu tekad untuk mendorong lebih jauh batas-batan kondisi menusia, ia harus mengarahakan globalisasi kepada pengintegrasian yang lebih baik dari niali-nilai yang dibuat bertentangan oleh pertentangan sistematik antara sisi-sisi agama-agama  tadisional dan kategorisasi-kategorisasi ideologis agama-agama sekuler. Sebagai akibat  dari konflik ini, suara-suara sekuler ini para nabi, orang-orang suci, teolog, filusuf, seniman, penyair, da pahlwan telah tak henti-hentinya dipiggirkan, didiskualifikasikan da didorong kembali ke suatu masa lalu yang turun kedudukannya menjdi histografi orang terpelajar atau menjadi keterlupaan yang pasti.

Kenyataanya, duni sellalu mengandung sisi terang dan sisi gelapnya. Pada globalisasi jilid satu, terdapat kewlayahan sains islam. Di zaman rasulullah SAW dan para sahabat, sains islam berkembang secara populis. Dengan sederhanaan sains waktu itu, rasul meganjurka thalabil ilmi sampai ke negeri cina. Rasulpun tahu  bahwa di cina waktu itu tidak ada nabi, jadi yang diharapkan rasul pasti di luar keberagamaan, paling banter, adallah falsafah. Bahkan yang  pasti adalah  kebudayaan dan sains. Karena sebagaiman dimaklumi, telah sejak lama cina mengeal kertas, demikian juga  barag logam, sutera, keramnik, beliau juga mencanangkan poembelajara seumur hidup, min al mahdi ilaa al lahdi, bahasa sekarang adalah long life educations. Jadi rasululah tidak secara langsung  membangun sains dan teknologi. Beliau membangun fondasi untuk menyiapkan masyarakat beriman yang berbasisi sains dan teknologi, kepada beliau diturunkan kitab yang tidak bertentangan dengan sains dan teknologi,dialah al-qur’an dan hadits sebagai penjabarannya. Kita tahu, lebih dari 150 ayat  al-qur’an bicara soal kosmos. Bagaimana kalau semua atau sebagian bertentangan dengan sains. Apapula jadinya kalau ayat-ayat itu menjadi sandungan penelitian ilmiah.

Berbagai ayat bahkan melarang manusia untuk mengiukuti suatu yang tidak dia ketahui (QS al isro’ (17) : 36). Setiap statemen hendaklah selalu  argumentative (QS Al-baqoroh : 111, al anbiya : 24, an naml : 64 dan al qashash : 75) tiap informasi al-qur’an harus  ada buktinya (QS al-an’m : 68). Allah akan memperlihatkan kebenaran ayat-ayat nya pada ufuq dan diri manusia sendiri (QS Fussilat : 53). Rasulullah saw memerintakn gar umatnya berfikir total tentang semua alam, haya memikirkan  dzat allah SWT yang tidak diperkenankan (HR abu Ni’am)

Jadi saat itu, umat menjdi sangat berkeseimbangan . seimbang antara iman dan nalar. Indicator keimanan merek bias dilihat ketika mereka mendenga ayat-ayat al-qur’an dibacakan, mereka bersujud tersungkur, menangis atas kebesaran al-qur’an. Akan tetapi mereka  sangat cerdas mengamati alam, diinteraksi dan menyikapi kehidpan. Berulangkali alllah perintahkan agar membuka nalar, memandang langit, bumi, sosi, uday, religi untuk menganalisis dan menyintesis.

Islam terus memberu jaminan kepada umat, yang dikeluarka dari kebesaran-kebesaran da kenyamana-kenyamanan yang dijanjikan kepda kelompok-kelompok khusus yang terbatas, sebuah harapan yang bercampur degan pengharapan tradisional akan keselamatan abadi , memungkinkan mencapai kejayaan moral dalam pertemuan yang intim dengan tuhan-Nya al-qur’an yang maha adil dan mengasih, suatu keyakinan kepada janji keadilan yang sudah dekat.

Pengaruh-pengaruh buruk dari globalisasi tidak boleh memalingkan kita dari kemajuan-kemajuan sejarah yang didirikan diatas pengalaman positif modernitas intelektual. Jika agama-agama besar dan filsafat telah lama mengajarkan bahwa manusia adalah jiwa / ruh, orang tidak boleh lupa bahwa spiritualisme, ortologisme (ajaran yang menyatakan semua kegiatan makhluk hidup, termasuk poenghimpunan ilmu oleh manusia bersumber dari kehendak dan kebijkan tuhan) transendentalisme, teologisme, esensialisme dan subtansialisme daah deviratif-deviratif atau khayalan-khayalan globalisasi masa kini, tentang hakikat manusia yang sebenarnya. Dalam menggambarkan  islam kontemporer saya akan berusah untuk menunjukkan bahwa tugas yang ditentukan oleh tradisi histories dan globalissi tergantung pada bagaimana ia berjalan secara filosofis, etis, yuridis da secara institusional melampauai semua system kepercayaan dan non-kepercayn yang diwarskan secara beragam dari masa lalu, menuju pengulasan kekuatan-kekuatn yang lebih baik yang tersedia bagi manusia untuk mengubah manusia.



C.    MEMIKIRKAN KEMBALI ISLM DALAM MENGHADAPI TRADISINYA

Solusi yang komprehensif sangat diperlukan pada situasi semacam ini, disini tidak akan dibahas panjang dengan teori yang kompleks tinjauan bersifat selintas, tetapi menyentuh aspek-aspeknya masing-masing aspek harus mendapat porsi yang memadai8.

Pertama; theologies, kita fahm bahwa manusiahidup ini dibekali dengan berbagai potesi hal itu artinya mahwa manusia harus bias mengubah diri sendiri (QS ar rad (13): 11). Kedua; takdir, percaya takdir bukanlah suatu alat pemangkas ikhtiyar manusia, takdir adalah ukuran, komposisi yang telah ditentukan oleh Allah SWT dalam segala hal.

Takdir bukan alat mengancam usaha seseorang. Biarlah nanti kalau takdir datang kepadanya Jangan tanya!!! Bukan begini.

Ketiga: ldentifikasi. Kita memiliki figur identifikasi ideal,yaitu Rasulullah saw. Rasulullah saw tidak pernah sama sekali mengandalkan kerja dengan keaiaiban. Beliau selalu menggunakan sunnatullah pada alam ini. Beliau bekerla, beliau rnernegang tampuk kepemimpinan negara dan agama. Beliau mengatur siasat perang. Beliau merancang perdamaian. Beliau mencari obat dan berd"'. ,'sb. lntinya, ilmu keajaiban itu sudah saatnya ditinggalkan. Dia akan datang sendiri pada orangya-rrg betaqwa. Bukan masanya lagi kita bertahun-tahun mencari ilmu keaiaiban.

Keempat: Pemilahan fardhu.Ada fardhu 'aion ada fardhu kifayah. llmu wudhu adalah fardhu 'ain. llmu matematika adalah fardhu kifayah. Hal itu sepintas memang betul.  Akan tetapi matematika yang menuju kecerdasan sehingga orang tidak menipu atau tertipu, adalah fardhu 'ain. Geologi, geografi, astronomi, yang menjadikan orang tidak mengalarni split personality adalah fardhu 'ain.Tentu saja tidak semua muslim harus jadi insinyur atau dokter.Akan tetaPi ilmu yang menjadikan sains dan teknologi rnenjadi populair adalah fardhu 'ain. Karena dengan sebaras itupun, nantinya sains dan teknologi tidak akan menjadi elitis" Masyarakat tidak hanya akan terkagum-kagum dengan temuan semua itu sehingga sering lupa kekuasaanAllah swt.Atau menjadi konsumen yang dikuras uantnya habis-habisan oleh para produsen.Akh!rnya mereka menjadi orang miskin yang dekat dengan kekufuran.

Kelima: Tawzin al-Manhaj (Penyeimbangan kurikulum). Kuril<ulum minimal ada;l) membacakan ayar-ayat Allah swt. Termasuk ayat kauniyah yang melahirkan  ekaguman

terhadap eksistensi Allah swt dan melahirkan sains . 2).Tazkiyyatun-nafsi. 3) 'aillumuk al-kitaaba wa al-hikmata. Mengalarkan Al-Qur'an dan Hadits ---filsafat-- 4) yu'allimukm maa lam takuunuu ta'lamuun ---riset dan hasil-haslinya (QSAI-Baqarah [2]: l5l). Prinsip keseimbangan ini sangat penting, karena dunia ini dibina atas keseimbangan (QS.Ar-R.ahman [55]:7,8,9). Selama ini ilmu-ilmu riset sering ditinggalkan. Padahal ini dinamika umat di manapaun dan kapanpun. Kecurigaan cerhadap ilmu yang terakhir itu sangat tampak pada khazanah kita. Dalam karya para sarjana lslam, ulum al-awa'il secara keras diruiuk sebagai ulurn mahjuuran. lbrahim Bin Musa (Spanyol, w. I 389) menyaukan, kebanyakan teolog menganggaP sains yang bermanfaat hanyalah sains yang langsung berkaitan dengan praktek agama. Selain itu

hanya akan menyesatkan umat. lbnuTaimiyah nrenyatakan, ilmu adalah yang diturunkan melalui Rasulullah,saw.Selain itu tak ada gunanya (Pervez Hoodboy: 1996: 177).

Keenam: Motivasi belajar. Kita tahu betapa banyaknya orang frustasi setelah lama belaiar. Karena rnotivasi ingin meniadi pegawai negeri tidak tercapai, mereka frsutasi. Di lndonesia sekarang rnencapai sebelas iuta orang penganggur. Fengangguran kebanyakan dilakukan oieh orang tak terdidik. Atau terdidik yar:g frustasi, karena rnemilih pekeriaan yang belum ada. Mestinya r-nemilih itu di antana sekian pekenjaan. Sukan memilih yang belur"n mernpunyai pe!<eriaan. Nabi saw bersabda: Man ta'allarne- lighairillaahi falyacabat*ria' rnaq'adahu min al-naari iHSR.TLrrnrudzi, disahihkan olehAl-A![:ani 5/?73 Al-.lami' Shaghir,860 i].

Ketujuh: Readng and writing society.Sebelurn segala perintah diberikan, olehAllah pertama kali diperintah membaca. Lalu diinforn'rasikan tentang Pena. Pantas, di zaman Baghdad abad pertengahan, dari I I 3.000 kk, terdapat 70-73 perpustakaan. Hal ini berkat huniarnan nilai ibadah dalam belaiar. *

Globalisasi harus dirnana untuk kemaslahatan nranr.rsia..jacquasAttali menyatakan bahwa globalisdasi akan menyengsarakan sebagian besar orang. Menyengsarakan orang yant tidak dapat mengakses pada sains dan teknologi. Menyengsarakan orang yant dd;k memiliki kecerdasan finansial.

Oleh karena itu, sains dan teknologi, khususnya teknologi pendidikan dan pembetajaran

harus merupakan prioritas kita. Bukti-bukti di atas dapatlah kiranya menyadarkan kita setagai umatan wasathan litakuunuu syuhadaa'a 'alaa al-naasi (QS.AI-Baqarah [2]: 143). Bukan sebalai Penonton permainan di dunia ini. Dunia memant permainan, tetapi jangan main-main. Sebagaimana sepak bola adalah permainan.Tetapi lauhnya peringkat dari klupnya Ronaldinho, pertandakita miskin ilmu permainan

iman menjadikan kita seperti air di daun keladi. Miskin ilmu rnenjadikan kita seperti burung beo. Miskin harta menjadikan kita tersimpuh di kaki IMF Miskin persaudaraan meniadikan kita tercerai berai. Miskin disiplin menladikan kita menghamburkan waktu. Miskin kesadaran hukum menjadikan kita ngawur.

Semoga makalah ini ada manfaatnya!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...