Definisi islam yangtotalistik adalah definisi modern, lahir dari sisi
gelap modernitas yang telah membesarkan ideology-ideologi totalistic. Maupun
pemahaman totalistic itu menyeruakan semangat, gemuruh dan spirit pergerakan,
tetapi ia tidak mempunyai akar dalam sjarah islam, secara histories keseluruhan
rentang tradisi intelektual, filsafat, fiqih, kalam, tasawuf, thariqat, seni
dan budaya islam adalah menomenn majemuki hasil pengaruh berbagai kebudayaan,
seperi : sungai besar yang dialiri oleh banyak anak sungai. Bagaimanakah
kemajemukan tradisi-tradisi itu itu lalu raib sejengkal demi sejengkal mengarus
menjdi seragam dan tunggal?
Karena alasan-alasan metodologis dan epistimologis yang akan menjdi jelas
dalam uraian nanti, maka kita akan memulai dengan mendefinisikan konteks baru
yang diciptakan oleh kekuatan-kekuatan globalisasi, dan kemudian memecahkan
persoalan-persoalan teang islam masa kini dsan tradisi islam
A. APA YANG DIMAKDUS DENGAN
GLOBALISASI
Globalisasi dapat dimaknai sebagai global village.
Artinya dunia yang mendesa (Mc. Luhan) kehidupan sedunia menjadi kecil seperti
satu desa atau desa dunia (quryatul kurawiyah). Artinya satu desa bias menjumpa
orang hamper seluruh dunia. Kenichi ohmae menyebut abad ini sebagai the
bordeless world sebuah dunia tanpa batas.
Tofler menyatakan bahwa teknologi melahirkan teknosfer
(lingkungan teknologi yang khas) lalu teknologi informasi sebagai bagian dari
teknosfer akan mewarnai infosfer (budaya pertukarn informasi), lalu infosfer
aka meengubah sosiosfer (norma-norma social), kemudian sosiosfer akan mengubah
psiksfer. Pengaruh teknologi khususnya teknologi informasi terhadap globalisasi
telah terbukti. Sector-sektornya masyarakat social, ekonomi, politik, dan
pendidikan, hokum dll.
Pada hakikatnya , globalisasi sudah dimulai 15 abad
yang lalu. Gema ahyu ilahi pada kerangka normative globalisasi. Di sini saya
seut sebagai globalisasi iid satu, kerangka normative ini secara eksplisit tertulis
pada firman Allah SWT (QS. Al Hujurot : 13) ayat tersebut dengan gambling
menunjuk pada eksistensi bangsa-bangsa, etnis dan sebagainya.
Terminology globalisasi yang qur’nik humanistic ini
dapat berjalan sendirian, namun dibarengi dengan software yang memadai, mewujudkan seperangkat teks
yang visible, dengan human ware yang sangat kredibel. Beliau adalah Nabi
Muhammad SAW, beliau merupakan figure identifikasi ideal bagi kemanusian
terutama era global. Visibelitas perangkat ini dapat dibuktikan, sebuah pembuktian
yang transparn dan spontans, yaitu Qur’an, hadits dan kesaksian ahli sejarh.
Globalisasi jilid satu penuh dorongan ilmu, iman dan
amal. Akan tetapi belum massif dan populif. Karena pendidikan sains di bidag
kauniyh lamiyah masih diktegorikan fardlu kifayah akan dengan kata lan ubudiyah
‘manh dinomerdukn dari pda ubudiyah madhnah fardlu ‘ain dipilih dengan fardlu
kifayh yang terkadang menghasilkan tnziq al syakhsiyah (split personality)
Jadi krakteristik globalisasi jilid satu adalah :
pertama; orientasi religius, kedu;
dikuasai kaum islam dan kaum muslimin, ketiga; dominasi budaya teks, keempat;
lahirnya sains dan teknologi yang elitis, kelima; lahirnya generasi split
personality, keenam; terjadinya perang kibat tafsir fiktu teoritis, ketujuh; melemahny
keseimbangan dalam kehidupan umat islam.
Globalisasi jilid dua ditandai pembelokan ke arah dari
globalisasi jilid satu. Secara umum yang menguasai lima abad terakhir adalh
orang barat. Mereka telah terbiasa memasang keykinan yang membelah hati mereka
sains ya sains, agama ya agama. Tokoh yang merek anut, contohny tertulian. Dia
pernah mengajukn statemen yang hingga kini tetap dianut. Sebuah statemen yang
sangat terkenal : Creduque absurdum est kepercayaan semacam ini yang menjadikan
orang barat sangat liberal.
Globalisasi jilid dua ini ditandai: pertama; penemuan
teknologi canggih, edua; dominasi barat atas timur, ketiga; penjajahan dan
pengalihan kekayaan alam, keempat; pengelompokan Negara kaya dan miskin, kelima; etrkurasnya sumber daya
alam Negara berkembang atau negara miskin, keenam; ketertinggalan pendidikan
Negara selatan, ketujuh; kelahirn komunisme awal abad 20 dan runtuhnya tembok
berlin dan tembok timur1991.
Cirri lain dari globalisasi jilid dua adalah
berkembangnya ekonomi field ecompassing ekonomi merambah kesemua sector dan
lini. Setiap gerak mempunyi nilai ekonomi. Persaingan demikin ketat sehingga
masing-masing menjadi predator bagi yang lain. Strategi keunggulan menjdi
kebutuhn setiap lembaga dan organisasi maupun pribdi, keunggulan kompetitif
ditandangi dengan unggul mutu, unggul keemsan, unggul pelyanan, ungggul
teknologi dan promosi. Harus juga digunakan strategi unggul komparatif, yang
mana keunggulan ini ditandai dengan standar internasional, kuota dan lain-lain.
B. APAKAH ISLAM MASA KINI
KEBAL TERHDAP GLOBALISASI
Jika moderitas adalah proyek yang tidak lengkap yang
mengandung suatu tekad untuk mendorong lebih jauh batas-batan kondisi menusia,
ia harus mengarahakan globalisasi kepada pengintegrasian yang lebih baik dari
niali-nilai yang dibuat bertentangan oleh pertentangan sistematik antara
sisi-sisi agama-agama tadisional dan
kategorisasi-kategorisasi ideologis agama-agama sekuler. Sebagai akibat dari konflik ini, suara-suara sekuler ini
para nabi, orang-orang suci, teolog, filusuf, seniman, penyair, da pahlwan
telah tak henti-hentinya dipiggirkan, didiskualifikasikan da didorong kembali
ke suatu masa lalu yang turun kedudukannya menjdi histografi orang terpelajar
atau menjadi keterlupaan yang pasti.
Kenyataanya, duni sellalu mengandung sisi terang dan
sisi gelapnya. Pada globalisasi jilid satu, terdapat kewlayahan sains islam. Di
zaman rasulullah SAW dan para sahabat, sains islam berkembang secara populis.
Dengan sederhanaan sains waktu itu, rasul meganjurka thalabil ilmi sampai ke
negeri cina. Rasulpun tahu bahwa di cina
waktu itu tidak ada nabi, jadi yang diharapkan rasul pasti di luar
keberagamaan, paling banter, adallah falsafah. Bahkan yang pasti adalah
kebudayaan dan sains. Karena sebagaiman dimaklumi, telah sejak lama cina
mengeal kertas, demikian juga barag
logam, sutera, keramnik, beliau juga mencanangkan poembelajara seumur hidup,
min al mahdi ilaa al lahdi, bahasa sekarang adalah long life educations. Jadi
rasululah tidak secara langsung
membangun sains dan teknologi. Beliau membangun fondasi untuk menyiapkan
masyarakat beriman yang berbasisi sains dan teknologi, kepada beliau diturunkan
kitab yang tidak bertentangan dengan sains dan teknologi,dialah al-qur’an dan
hadits sebagai penjabarannya. Kita tahu, lebih dari 150 ayat al-qur’an bicara soal kosmos. Bagaimana kalau
semua atau sebagian bertentangan dengan sains. Apapula jadinya kalau ayat-ayat
itu menjadi sandungan penelitian ilmiah.
Berbagai ayat bahkan melarang manusia untuk mengiukuti
suatu yang tidak dia ketahui (QS al isro’ (17) : 36). Setiap statemen hendaklah
selalu argumentative (QS Al-baqoroh :
111, al anbiya : 24, an naml : 64 dan al qashash : 75) tiap informasi al-qur’an
harus ada buktinya (QS al-an’m : 68).
Allah akan memperlihatkan kebenaran ayat-ayat nya pada ufuq dan diri manusia
sendiri (QS Fussilat : 53). Rasulullah saw memerintakn gar umatnya berfikir
total tentang semua alam, haya memikirkan
dzat allah SWT yang tidak diperkenankan (HR abu Ni’am)
Jadi saat itu, umat menjdi sangat berkeseimbangan .
seimbang antara iman dan nalar. Indicator keimanan merek bias dilihat ketika
mereka mendenga ayat-ayat al-qur’an dibacakan, mereka bersujud tersungkur,
menangis atas kebesaran al-qur’an. Akan tetapi mereka sangat cerdas mengamati alam, diinteraksi dan
menyikapi kehidpan. Berulangkali alllah perintahkan agar membuka nalar,
memandang langit, bumi, sosi, uday, religi untuk menganalisis dan menyintesis.
Islam terus memberu jaminan kepada umat, yang
dikeluarka dari kebesaran-kebesaran da kenyamana-kenyamanan yang dijanjikan
kepda kelompok-kelompok khusus yang terbatas, sebuah harapan yang bercampur
degan pengharapan tradisional akan keselamatan abadi , memungkinkan mencapai
kejayaan moral dalam pertemuan yang intim dengan tuhan-Nya al-qur’an yang maha
adil dan mengasih, suatu keyakinan kepada janji keadilan yang sudah dekat.
Pengaruh-pengaruh buruk dari globalisasi tidak boleh
memalingkan kita dari kemajuan-kemajuan sejarah yang didirikan diatas
pengalaman positif modernitas intelektual. Jika agama-agama besar dan filsafat
telah lama mengajarkan bahwa manusia adalah jiwa / ruh, orang tidak boleh lupa
bahwa spiritualisme, ortologisme (ajaran yang menyatakan semua kegiatan makhluk
hidup, termasuk poenghimpunan ilmu oleh manusia bersumber dari kehendak dan
kebijkan tuhan) transendentalisme, teologisme, esensialisme dan subtansialisme
daah deviratif-deviratif atau khayalan-khayalan globalisasi masa kini, tentang
hakikat manusia yang sebenarnya. Dalam menggambarkan islam kontemporer saya akan berusah untuk
menunjukkan bahwa tugas yang ditentukan oleh tradisi histories dan globalissi
tergantung pada bagaimana ia berjalan secara filosofis, etis, yuridis da secara
institusional melampauai semua system kepercayaan dan non-kepercayn yang
diwarskan secara beragam dari masa lalu, menuju pengulasan kekuatan-kekuatn
yang lebih baik yang tersedia bagi manusia untuk mengubah manusia.
C. MEMIKIRKAN KEMBALI ISLM
DALAM MENGHADAPI TRADISINYA
Solusi yang komprehensif sangat diperlukan pada
situasi semacam ini, disini tidak akan dibahas panjang dengan teori yang
kompleks tinjauan bersifat selintas, tetapi menyentuh aspek-aspeknya
masing-masing aspek harus mendapat porsi yang memadai8.
Pertama; theologies, kita fahm bahwa manusiahidup ini
dibekali dengan berbagai potesi hal itu artinya mahwa manusia harus bias
mengubah diri sendiri (QS ar rad (13): 11). Kedua; takdir, percaya takdir
bukanlah suatu alat pemangkas ikhtiyar manusia, takdir adalah ukuran, komposisi
yang telah ditentukan oleh Allah SWT dalam segala hal.
Takdir bukan alat mengancam usaha seseorang. Biarlah
nanti kalau takdir datang kepadanya Jangan tanya!!! Bukan begini.
Ketiga: ldentifikasi. Kita memiliki figur identifikasi
ideal,yaitu Rasulullah saw. Rasulullah saw tidak pernah sama sekali
mengandalkan kerja dengan keaiaiban. Beliau selalu menggunakan sunnatullah pada
alam ini. Beliau bekerla, beliau rnernegang tampuk kepemimpinan negara dan
agama. Beliau mengatur siasat perang. Beliau merancang perdamaian. Beliau
mencari obat dan berd"'. ,'sb. lntinya, ilmu keajaiban itu sudah saatnya
ditinggalkan. Dia akan datang sendiri pada orangya-rrg betaqwa. Bukan masanya
lagi kita bertahun-tahun mencari ilmu keaiaiban.
Keempat: Pemilahan fardhu.Ada fardhu 'aion ada fardhu
kifayah. llmu wudhu adalah fardhu 'ain. llmu matematika adalah fardhu kifayah.
Hal itu sepintas memang betul. Akan
tetapi matematika yang menuju kecerdasan sehingga orang tidak menipu atau
tertipu, adalah fardhu 'ain. Geologi, geografi, astronomi, yang menjadikan
orang tidak mengalarni split personality adalah fardhu 'ain.Tentu saja tidak
semua muslim harus jadi insinyur atau dokter.Akan tetaPi ilmu yang menjadikan
sains dan teknologi rnenjadi populair adalah fardhu 'ain. Karena dengan sebaras
itupun, nantinya sains dan teknologi tidak akan menjadi elitis" Masyarakat
tidak hanya akan terkagum-kagum dengan temuan semua itu sehingga sering lupa
kekuasaanAllah swt.Atau menjadi konsumen yang dikuras uantnya habis-habisan
oleh para produsen.Akh!rnya mereka menjadi orang miskin yang dekat dengan
kekufuran.
Kelima: Tawzin al-Manhaj (Penyeimbangan kurikulum).
Kuril<ulum minimal ada;l) membacakan ayar-ayat Allah swt. Termasuk ayat
kauniyah yang melahirkan ekaguman
terhadap eksistensi Allah swt dan melahirkan sains .
2).Tazkiyyatun-nafsi. 3) 'aillumuk al-kitaaba wa al-hikmata. Mengalarkan
Al-Qur'an dan Hadits ---filsafat-- 4) yu'allimukm maa lam takuunuu ta'lamuun
---riset dan hasil-haslinya (QSAI-Baqarah [2]: l5l). Prinsip keseimbangan ini
sangat penting, karena dunia ini dibina atas keseimbangan (QS.Ar-R.ahman
[55]:7,8,9). Selama ini ilmu-ilmu riset sering ditinggalkan. Padahal ini
dinamika umat di manapaun dan kapanpun. Kecurigaan cerhadap ilmu yang terakhir
itu sangat tampak pada khazanah kita. Dalam karya para sarjana lslam, ulum
al-awa'il secara keras diruiuk sebagai ulurn mahjuuran. lbrahim Bin Musa
(Spanyol, w. I 389) menyaukan, kebanyakan teolog menganggaP sains yang
bermanfaat hanyalah sains yang langsung berkaitan dengan praktek agama. Selain
itu
hanya akan menyesatkan umat. lbnuTaimiyah nrenyatakan,
ilmu adalah yang diturunkan melalui Rasulullah,saw.Selain itu tak ada gunanya
(Pervez Hoodboy: 1996: 177).
Keenam: Motivasi belajar. Kita tahu betapa banyaknya
orang frustasi setelah lama belaiar. Karena rnotivasi ingin meniadi pegawai
negeri tidak tercapai, mereka frsutasi. Di lndonesia sekarang rnencapai sebelas
iuta orang penganggur. Fengangguran kebanyakan dilakukan oieh orang tak
terdidik. Atau terdidik yar:g frustasi, karena rnemilih pekeriaan yang belum
ada. Mestinya r-nemilih itu di antana sekian pekenjaan. Sukan memilih yang
belur"n mernpunyai pe!<eriaan. Nabi saw bersabda: Man ta'allarne-
lighairillaahi falyacabat*ria' rnaq'adahu min al-naari iHSR.TLrrnrudzi,
disahihkan olehAl-A![:ani 5/?73 Al-.lami' Shaghir,860 i].
Ketujuh: Readng and writing society.Sebelurn segala
perintah diberikan, olehAllah pertama kali diperintah membaca. Lalu
diinforn'rasikan tentang Pena. Pantas, di zaman Baghdad abad pertengahan, dari
I I 3.000 kk, terdapat 70-73 perpustakaan. Hal ini berkat huniarnan nilai
ibadah dalam belaiar. *
Globalisasi harus dirnana untuk kemaslahatan
nranr.rsia..jacquasAttali menyatakan bahwa globalisdasi akan menyengsarakan
sebagian besar orang. Menyengsarakan orang yant tidak dapat mengakses pada
sains dan teknologi. Menyengsarakan orang yant dd;k memiliki kecerdasan finansial.
Oleh karena itu, sains dan teknologi, khususnya
teknologi pendidikan dan pembetajaran
harus merupakan prioritas kita. Bukti-bukti di atas
dapatlah kiranya menyadarkan kita setagai umatan wasathan litakuunuu syuhadaa'a
'alaa al-naasi (QS.AI-Baqarah [2]: 143). Bukan sebalai Penonton permainan di
dunia ini. Dunia memant permainan, tetapi jangan main-main. Sebagaimana sepak
bola adalah permainan.Tetapi lauhnya peringkat dari klupnya Ronaldinho,
pertandakita miskin ilmu permainan
iman menjadikan kita seperti air di daun keladi.
Miskin ilmu rnenjadikan kita seperti burung beo. Miskin harta menjadikan kita
tersimpuh di kaki IMF Miskin persaudaraan meniadikan kita tercerai berai.
Miskin disiplin menladikan kita menghamburkan waktu. Miskin kesadaran hukum menjadikan
kita ngawur.
Semoga makalah ini ada manfaatnya!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar